Cerita Cinta : Mengapa Kau Harus Pergi
"Kring…"
Bel sekolah berbunyi. Semua siswa berhamburan keluar dari kelas. Ada yang ke parkiran ataupun menuju depan pagar. Di depan pagar sekolah, tampak dua cewek feminim dan satu cewek tomboy sedang menunggu jemputan. Mereka adalah fani, aira dan ela. Sifat mereka sangat lah berbeda-beda. Meskipun begitu mereka bisa menjalin persahabatan selama 10 tahun. Mereka merupakan siswi yang terkenal di sekolah. mereka terkenal bukan hanya karena prestasi tapi mereka itu cantik dan kaya. Di antara mereka bertiga, yang paling cantik adalah fani. Fani berbakat dalam bidang musik. kalau yang berhubungan dengan style, aira lah yang paling berbakat. Sedangkan ela berbakat dalam bidang olahraga yaitu basket.
Sinar mentari semakin terik. Tapi belum datang pacar fani untuk menjemut mereka. padahal sudah setengah jam mereka menunggu. Kaki mereka pun pegal-pegal. Aira dan fani dari tadi gelisah namun ela tidak gelisah seperti mereka berdua.
“aduh fani.. sampai kapan sih nungguin pacar lo jemput kita” kata aira
“gue gak tau aira. Gak biasanya si niko telat jemput. Udah gitu HPnya gak aktif lagi. Gimana nih”
“fani… udah gerah tahu nungguin pacar lo. Mendingan gue tadi minta jemput sama mang didi”
“gue juga udah gerah terus kakiku udah pegal-pegal semua”.
“ya ampun.. kalian tuh gak usah ngeluh.. udah lah tungguin aja. Mendingan kalian baca novel biar gak bosen” kata ela
“enak aja elo ngomong kayak gitu. Gue kan gak suka baca novel” protes fani
“eh… fani.. bukannya mobil itu mobil pacar elo”
“oh iya ya aira. Akhirnya kita dijemput juga”
Mobil niko pun berhenti di depan mereka. mereka masuk ke dalam mobil dan pergi ke tujuan mereka. apalagi kalau bukan mall. Sesampainya di mall, mereka shopping sesuka hati mereka. fani shopping berbagai aksesoris yang terbaru. Aira shopping pakaian dan tas. Ela shopping novel dan sepatu. Setelah puas fani dan teman-temannya menuju parkiran. Tapi ketika di parkiran, mereka gak melihat mobil niko. Mereka pun panik. Fani segera menelpon niko. “aduh… kok gak di jawab sih..” kata fani. “yang bener?” tanya aira. “iya nih. udah dua kali gue telpon, tapi gak di jawab sama dia”. Jawab fani. “coba elo telpon lagi dia” kata aira. “eh eh… fani, Itu kan niko?” kata ela sambil menunjuk ke arah cafe. “itu kan niko. Yuk kita ke sana sekarang”.
Fani, aira dan ela menyebrangi jalan. Aira dan ela sudah duluan menyeberang. Ketika fani menyebrang jalan, dari arah berlawanan tampak sebuah motor melaju dengan kecepatan tinggi. Pengendara itu sudah berusaha menginjak rem, tapi remnya blong. Dan…
BUGGK!!!
Tabrakan tak bisa dihindari. Fani jatuh dan terhempas di jalan. Aira, ela dan niko segera mendekati fani dan membawa fani ke rumah sakit. sementara itu si pengendara motor langsung kabur.
Di rumah sakit, fani sudah siuman tapi fani merasakan gelap dan gak melihat apapun. fani mengeluh pada bundanya. bunda fani memanggil dokter. Lima menit kemudian dokter datang. “dok, anak saya merasakan gelap, tak melihat apapun. Coba dokter periksa mata anak saya” perintah bunda fani. Dokter itu memeriksa mata fani. setelah memeriksa mata fani, wajah dokter tampak sedih. “bagaimana dok?” Tanya bunda fani. “anak ibu sepertinya mengalami kebutaan dan jika ibu ingin anak ibu bisa melihat lagi, anak ibu harus di operasi kornea mata. Tapi sekarang kami tidak ada persediaan kornea mata”. Bunda fani kaget mendengar pernyataan dokter. Tak terasa air mata bunda fani sudah tak terbendung lagi, “Gak mungkin dok..” bunda fani terduduk lemas. “ibu harus tegar menghadapi semua ini.. anak ibu bisa melihat lagi, tapi ibu harus cari pendonor mata. Karena disini kami tidak punya stok kornea mata.” Kata dokter. Bunda fani hanya bisa mengangguk pelan dan tak berbicara lagi.
Sudah seminggu ini gak ada yang menjenguk fani. bahkan sahabatnya sekalipun gak pernah menjenguknya. Kini fani hanya bisa di rumah, dia kesepian. Fani hanya ditemani sama mbok iyem dan bundanya sedangkan kakaknya Fani lagi kuliah di amrik. Fani gak menyangka sahabat-sahabat dan pacarnya tak lagi ke rumahnya semenjak kecelakaan itu. fani sadar, dia telah salah dalam memilih sahabat dan teman, sahabat-sahabatnya bukanlah sahabat yang baik karena hanya datang disaat fani lagi senang, tapi kalau fani lagi membutuhkan mereka, sahabatnya malah meninggalkan fani. fani juga mendengar kabar bahwa pacarnya telah memilih cewek lain yaitu aira. Semuanya seperti menjauhi fani.
Fani ingin pergi ke taman di depan rumahnya. Dia memanggil mbok iyem untuk mengantarkan dia ke taman. sesampainya di taman, fani ditinggal sendiri karena mbok iyem melanjutkan pekerjaannya. Di taman, fani hanya bisa merasakan angin yang berhembus semilir lembut. Tak lama kemudian, datang seorang cowok tinggi dan keren menghampiri fani.
“elo fani?” tanya cowok itu.
“iya gue fani, elo siapa? Dan ngapain ke sini?” jawab fani
“gue Arya saputra.. kebetulan tadi gue lewat sini terus melihat cewek cantik kayak elo sendirian disini”
“elo gak bermaksud jahat sama gue kan? Tapi kok kamu bisa kenal sama gue”
“gue… gue… aa.. gue.. oh gue tetangga baru elo terus tadi gue… gue.. gue dengar nama elo tadi..” jawab Arya dengan gugup
“tetangga yang mana ya..”
“yang gak jauh dari rumah elo.. mungkin sekitar dua rumah dari rumah elo.
“oh.. elo ngekost”
“aa.. iya.. iya gue ngekos disana. Mau gak gue ajak elo jalan-jalan di sekitar taman”
“mau sih tapi elo gak ada niat jahat sama gue kan”
“sumpah!! gue gak ada niat jahat sama elo. Gue cuma ingin ngajak elo jalan dari pada elo diam disini aja”
“awas ya elo ada niat jahat sama gue”
Arya menjawab. “iya”. Arya mengajak fani jalan-jalan di sekitar taman. ia ingin mnghibur fani karena ia tahu. ia lah penyebab fani buta. ketika jalan-jalan, fani banyak menceritakan kehidupannya yang kini kesepian karena tak ada satu pun sahabat yang menjenguknya, arya merasa prihatin dengan fani. arya menjadi merasa bersalah karena waktu itu arya lah yang menabrak fani hingga fani sekarang menjadi gadis buta. Dua puluh menit kemudian, arya mengantar fani pulang ke rumahnya.
—
Hari ini arya pergi ke rumah fani. fani senang arya datang ke rumahnya. Bahkan keluarga fani senang dengan kedatangan arya karena arya mau berteman dengan fani yang buta. Di rumah fani, arya menjadi pengganti guru fani. arya mengajarkan banyak hal kepada fani. setelah mereka belajar bersama. Arya mengajak fani jalan-jalan. Arya meminta izin dengan kedua orangtua fani.
Arya mengajak fani pergi ke cafe yang tak jauh dari rumah fani. arya memesan kopi susu dan fani memesan kopi pahit. di cafe mereka saling bercerita.
“elo gak salah pilih kopi pahit. bukannya cewek itu senang minum coklat panas, teh atau jus”
“ya kopi pahit itu melambangkan kehidupan gue yang suram. oh iya, elo kok mau berteman sama gue. teman-teman gue, sahabat bahkan pacar gue sendiri aja pada ngejauhin gue”
“siapa sih yang gak mau berteman sama gadis baik dan cantik kayak elo”
“loh kok gitu. Elo gak malu ya berteman sama gadis buta kayak gue. Yang ada gue malah nyusahin elo”
“kenapa harus malu. Lagian kita sama-sama manusia”
“gak nyangka ya gue. Ternyata ada juga orang baik kayak elo. Gue kira semua orang akan berlaku sama kayak temen gue. Sahabat gue aja pada ngejauhin apalagi temen gue. Sekarang gue hanya punya satu temen yaitu elo. Yah gue harap elo gak bakalan ninggalin gue. Elo mau janji gak akan ninggalin gue kan?.”
“gue janji fani. gue akan tetep jadi temen elo. Hmm… elo waktu itu sempet gak lihat muka orang yang nabrak elo”
“ya gue liat si penabrak itu. orangnya ya putih terus mancung agak ganteng sih”
“oh.. gi.. gi gitu ya. Terus kalau elo ketemu sama tuh orang. elo bakal ngapain?”
“kalau gue ketemu tuh orang.. gue bakalan gak maafin dia, gue akan bikin hidupnya gak tenang, gue hajar dia dan yang terakhir gue bakalan lapor ke polisi”. Sambil mengepalkan tangan
Mendengar ucapan fani, arya langsung ketakutan bukan main. Keringatnya bercucuran tiada habisnya. Arya berkata dalam hatinya, waduh hukuman buat gue banyak banget. Kalau fani tau, gue adalah orang yang nabrak dia. Dia pasti marah dan bakalan melakuin hal yang disebutnya tadi. Aduh… hidup gue bakalan hancur banget.
“ah enggak kok, gue cuma bercanda. toh akibat kejadian ini gue jadi sadar bahwa sahabat gue selama ini bukan sahabat yang baik” kata fani lagi. perasaan bersalah arya semakin kuat. ia sangat menyesal sudah membuat hidup fani kacau.
“eh fani. kita pulang yuk. “ajak arya. Fani mengangguk. Arya mengantarkan fani pulang. Sepanjang perjalanan pulang mereka bercanda tawa.
Sejak saat itu, arya sering banget main ke rumah fani. hampir setiap hari, gak perduli siang atau malam. Fani dan arya pun semakin akrab. Tak hanya itu fani dan arya juga punya rasa sayang dan cinta satu sama lain, tapi mereka masih memendam perasaannya masing-masing. Tak ada yang berani untuk mengungkapkan.
Tak terasa sudah satu bulan arya dan fani menjalin persahabatan. Orangtua fani semakin suka dengan arya. Bagaimana tidak. Arya selalu saja datang ke rumah fani dengan membawakan kue dan arya biasanya membantu kedua orangtua fani seperti membantu menyirami tanaman dan memasak. Kalau dipikir-pikir sih, seandainya Arya mengungkapkan perasaannya pasti fani gak akan nolak dan orangtua fani juga langsung setuju.
Di dalam kamar, fani duduk dekat jendela. fani teringat dengan suara arya. Mengingat suara arya, fani jadi senyum- senyum sendiri. “Seandainya saja aku bisa melihat wajah dia, pasti seneng banget. Lagian aneh juga ya.. kok dia mau sih berteman sama gue. Gue kan hanya bisa menyusahkannya saja. Ini benar-benar aneh.. pasti ada sesuatu di balik kebaikan dia. eh.. kok gue dari tadi mikirin dia terus ya”. Tiba-tiba ada suara seseorang yang masuk ke kamar fani. “cie elah.. adik kakak yang cantik lagi jatuh cinta nih..”.
“kak Steven? Kapan kak steven datang?”
“baru aja.. oh iya siapa tuh si dia?” sambil mencolek fani
“apaan sih kak”
“udah lah elo gak usah bohong sama kakak”
“iya deh gue kasik tau”
Fani menceritakan pertemuannya dengan arya sebulan yang lalu. Fani menceritakannya sangat bersemangat. Steven mendengarkan dengan seksama dan terkagum-kagum dengan cerita fani. sehabis cerita, steven melepaskan rindu dengan fani. steven bercerita banyak tentang sekolahnya di amerika. Tak terasa sudah satu jam steven menceritakan sekolahnya di amerika. Steven dan fani kembali berpelukan. Ketika mereka berpelukan, arya masuk ke kamar fani. arya cemburu melihat fani berpelukan sama steven, tapi arya tidak tau kalau mereka berdua adalah kakak beradik.
“ehem.. ehem..” arya berdehem
“eh ada orang ternyata. Ayo silakan masuk” seru steven
Arya masih terdiam dan bengong.
“ayo masuk. Oh iya kamu siapa?” tanya steven.
“oh eh.. gue arya saputra. Elo siapa?”
“gue steven, kakaknya fani. oh kamu yang namanya arya” jawab steven dengan santai sambil membuka kacamatanya.
Mendengar ucapan steven, arya menjadi lega karena steven adalah kakaknya fani. itu berarti arya masih ada kesempatan buat pedekate lagi sama fani. “oh ternyata dia kakaknya fani toh.. syukur deh. Terus gue masih ada kesempatan dong buat pedekate sama fani. gue kira steven itu pacarnya. Abisnya gayanya keren abis terus tadi pake pelukan pas di depan gue. Gimana hati gue gak sakit ngeliatnya”. Gumam arya dalam hati.
“arya. Kok kamu dari tadi diem terus?” tanya steven
“tadi gue.. gue heran aja. Gue kira tadi kak steven itu pacarnya fani” upss arya keceplosan ngomong
“ya ampun arya sampe segitunya. Eitss… elo cemburu ya melihat gue pelukan sama fani? iya kan?”
“eng.. eng.. enggak kok. Biasa aja”
“udah lah gak usah ngeles. Ngaku aja deh elo”
“udah deh kak.. gak usah gangguin arya. Mendingan kakak keluar aja deh daripada disini kakak menggoda arya terus”. Sahut fani
“widih.. ada yang ngusir. Takut ngedatenya digangguin sama kakak ya?” jawab steven
“Apan sih kak. Dah deh. Keluar sono”
“iye iye.. tapi hati-hati ye. Biasanya nih kalau berduaan pasti yang ketiganya itu setan. Good luck ya”. steven keluar dari kamar fani. sekarang tinggal arya dan fani di dalam kamar. Mereka masih sama-sama diam dan tak berbicara. Dan mereka sama-sama mulai ngomong yang akhirnya fani duluan ngomong.
“kebetulan nih elo datang. Gue mau kasih kabar bahagia”
“apa an tuh”
“besok gue mau operasi mata. Berarti bentar lagi gue akan bisa melihat dunia lagi”
“oh ya? Bagus dong kalau gitu. Gue ikut seneng”
“besok elo datang ya. Karena gue pengen ketika gue membuka mata gue. Orang yang pertama gue lihat adalah elo”.
“sorry fani, kayaknya gue gak bisa datang tapi gue akan berusaha untuk datang”.
“Tapi.. tapi. hmmm arya, sebelum gue melihat dunia. Gue boleh gak memegang wajah elo” tanya fani. arya menarik tangan fani dan mendekatkannya ke wajahnya. Ketika wajah arya dipegang sama fani, arya merasakan jantungnya berdegup kencang, keluar keringat dingin seperti orang gugup.
“fan, fani.. mmm kapan nih kita mulai belajar lagi”
“oh iya gue lupa. sekarang aja di taman belakang” ajak fani. Arya menuntun fani hingga sampai di taman belakang.
Hari ini fani akan menjalani operasi mata. Semua keluarga fani ikut ke rumah sakit. namun sayang, arya tidak bisa menemani fani. fani sudah masuk ke ruang operasi dan operasi pun dimulai. Pada saat proses operasi, keluarga fani tak henti-hentinya berdoa. 10 menit telah berlalu dan tak terasa sekitar satu jam operasi pun selesai. Keluarga fani masuk ke dalam ruangan. Karena semuanya telah hadir dalam ruangan itu, dokter fransiska membuka perban secara perlahan-lahan. Setelah selesai. Dokter fransiska meminta fani untuk membuka matanya perlahan-lahan. Fani membuka matanya perlahan-lahan. Fani melihat bundanya, kak steven, om bagus dan mbok iyem berada tepat di depannya. Fani senang sekali bisa melihat lagi seperti dulu tapi kebahagiaannya belum lengkap. Fani tidak melihat sosok arya disana. Ia heran dan bertanya sama bundanya.
“loh Arya mana bunda?. kok gak ada disini ”
“arya.. arya.. arya” jawab mamanya dengan gugup
“iya bun.. arya mana?”
Bundanya tidak bisa menjawab. Bundanya malah menunduk dan terdiam. Fani bertanya kepada kakaknya.
“kak steven, kok gak ada arya disini. Dia dimana?”
“arya… arya.. arya ada di.. mata elo”
“apa maksud kak steven?”
“aa… arya .. arya telah.. telah mendonorkan matanya untukmu dan dia telah me.. meninggal fan” jawab steven dengan nada sedih
“what?! Enggak.. enggak mungkin kan kak. Kakak pasti bohong sama fani kan?. bunda, om bagus.. apa benar yang dikatakan kak steven?”. om bagus dan bundanya hanya terdiam.
“kakak enggak bohong kok. Oh iya, ada surat untukmu dari arya”. steven memberikan amplop biru ke fani. ketika fani membuka surat, tangannya bergetar. Fani membaca surat itu dengan cermat.
Dear fani
Hai fani, gimana operasinya? Lancar aja kan? Mm.. Selamat ya fani. elo udah bisa melihat dunia lagi. Oh iya fani.. maaf ya gue gak bisa ada disana. Gue mau memberi tau sesuatu hal kepada lo, tapi janji ya elo harus bisa tegar
seminggu yang lalu sakit jantung gue tiba-tiba kambuh dan gue dibawa ke rumah sakit. kata dokter gue harus di operasi. 4 hari kemudian gue operasi. sebelum operasi di mulai. gue udah berniat jika operasi gue gagal, maka gue akan mendonorkan kornea mata gue. dan jika operasi gue berhasil, gue sudah menyiapkan pendonor kornea mata. Ya.. hitung-hitung buat nebus kesalahan gue sama elo. Elo masih ingat kan dengan kejadian kecelakaan itu. nah gue lah yang menabrak elo dan main kabur begitu aja.
Jujur.. waktu itu gue panik banget. Saking paniknya. Gue langsung kabur begitu aja. Cetek banget kan otak gue. Gue mau minta maaf sama elo fan. Akibat perbuatan gue, elo jadi menderita. Gue nyesel banget. Sumpah!! Gue bener-bener nyesel, elo mau kan maafin gue? Oh iya gue juga mau bilang, kalau gue udah jatuh cinta sama elo dan gue sayang banget sama elo. sebagai buktinya gue juga udah buat lagu khusus untuk elo fan yang terekam dalam tape recorder. By: arya
Fani kaget membaca surat itu. perasaan di hatinya benar-benar bercampur aduk. Rasa sedih, kecewa dan senang bercampur menjadi satu. Kemudian kak steven memberikan tape recorder kepada fani. fani mendengarkan lagu ciptaan arya.
“Why do I love you?”
I think and smile,
Because I know,
The list could run on for mile.
The way that I feel,
When you are by my side,
A sense of completion,
And overflowing pride.
How you finish the puzzle,
That lies inside my heart,
How deep in my soul,
You are a very important part.
Tak terasa air mata fani sudah membendung ketika mendengarkan lagu ciptaan arya. lagu yang dibuat arya untuknya sungguh menyentuh hatinya. Fani tak kuasa menahan air matanya lagi. Ia menangis dalam pelukan kakaknya. Kakaknya tak bisa berkata, kakaknya hanya bisa membelai rambutnya fani dan membiarkan fani menangis di pelukannya. saat fani menangis om bagus mengajak fani pergi berziarah ke kuburan arya. fani mengangguk dan menghapus air matanya.
Sore harinya fani berziarah ke makam arya bersama kakaknya. Sesampainya di depan makam arya, fani langsung berjongkok dan membelai nama yang tertulis. “arya, gue udah maafin elo dan terima kasih atas perhatian yang selama ini elo berikan untuk gue. tanpa elo, gue pasti akan kesepian. Arya, gue gak nyangka elo melakukan semua itu. padahal elo gak perlu melakukan itu. bagi gue, elo udah mau menemani hari-hari gue itu udah cukup untuk menebus kesalahn elo”. fani berdiri dan memeluk kakaknya. Lagi-lagi fani menangis dalam pelukan kakaknya. “kak, gue sayang dan cinta banget sama dia, kenapa dia harus pergi ketika gue udah jatuh cinta sama dia.. gue gak mau kehilangan dia kak”.
“fani, elo harus bisa tegar menerima kenyataan ini.. elo harus kuat.”
“tapi kak..”
“ssttts.. daripada elo menangis mendingan elo berdoa untuk arya”.
Fani menghapus air matanya. Ia mulai berdoa. Selesai berdoa, fani dan steven pulang ke rumah. Dalam perjalanan pulang, fani berkata dalam hati. Sungguh. Elo orang yang bertanggung jawab. Elo rela berkorban demi gue. gue berterima kasih banget sama elo karena elo sudah menjadi pangeran hati yang mewarnai kehidupan gue yang suram.
Comments
Post a Comment